Minggu, 01 Februari 2009

Soto Pak Sholeh


Soto Pak Sholeh teramat kondang dan menjadi jujugan buat melepas rasa lezat soto di kota kuno ini. Terutama percampuran rasa kuah soto yang manis dan gurih. Rasa itu sudah cukup mampu membuat kangen bagi siapa pun yang pernah menginjakkan kakinya di warung yang letaknya di Jalan Wiratama, Tegalrejo, Yogyakarta di dekat Museum Sasana Wiratama Pangeran Diponegoro.





Mengikuti perjalanan soto Pak Sholeh, seperti sedang bercerita cikal-bakal asal muasal sejarah soto di Jogja. Pak Sholeh yang asli Kebumen itu datang merantau ke Kota Jogja dengan bekal kecerdasannya membuat racikan soto yang akan memesona lidah orang Jogja. Tahun itu 1952 saat di mana masih sangat jarang orang berdagang makanan selain menjual nasi sayur dan lauk buat pedagang, pekerja, atau tukang becak di pinggir-pinggir jalan. Tapi Pak Sholeh sudah berani mencoba sesuatu yang baru itu.Sekian lama sejak tahun itu, ditemani istrinya yang setia membawakan ember untuk mencuci mangkuk, Pak Sholeh menjajakan soto di seputaran Kampung Notoprajan, Ngabean, dan Purwodiningratan dengan angkring pikulan mulai pagi hingga sore selepas ashar. Baru beberapa waktu kemudian ia bisa mengontrak di salah satu rumah di tengah Kampung Purwodiningratan.





Mulai saat itu juga ia sudah tidak lagi berkeliling dari kampung ke kampung, tetapi menetap di tempat baru yang disulap sebagai warung soto selain sebagai rumah tinggal. Meski menempati rumah di tengah kampung, sotonya tetap dicari-cari. Karena sebelum masuk ke kampung ada SD Muhammadiyah Purwodiningratan yang sudah hafal jalan, tak jarang murid-murid di situ sebagai penunjuk arah bagi orang yang ingin mampir ke warung soto Pak Sholeh. Harganya waktu itu Rp 50,00 terus meningkat menjadi Rp 150,00 sampai Rp 500,00.Selepas dari Kampung Purwodiningratan, Pak Sholeh pindah ke Tegalrejo di daerah Jogja bagian barat. Kali ini ia membeli beberapa petak tanah yang dibangun sebagai tempat tinggal dan rumah makan. Tempatnya cukup strategis karena agak menjorok di persimpangan di pertigaan Jalan HOS Cokroaminoto dengan jalan masuk ke Museum Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama bernama Jalan Wiratama. Parkirnya luas dan rute jalannya mudah dijangkau.Buka mulai pukul 06.00 sampai jam 15.00. Berbeda saat bulan Ramadhan yang baru akan buka saat buka puasa tiba sampai setelah salat tarawih. Sepeninggal Pak Sholeh, kini racikan masakannya langsung ditangani Bu Sholeh. Semuanya masih seperti dulu cara masaknya, masih tradisional, semua bumbunya diuleg dan bahan bakarnya menggunakan arang.

Kini soto Pak Sholeh membuka cabang di Jalan Magelang, Mlati, Sleman; Jalan Wates; Jalan Solo; depan Monumen Jogja Kembali; dan di dekat pintu masuk Stadion Kridosono di Kotabaru. Semua cabang soto Pak Sholeh itu dikelola oleh semua anak-anaknya. Cita rasa sama, hanya kalau beda ada di suasananya saja. Semangkuk soto Pak Sholeh Rp 8.000,00. Ada pula empal yang enak dan benar-benar gempi yang siap disantap juga. Dan jangan lupa lidah gorengnya, sedap banget...


Tidak ada komentar: