Kamis, 19 Februari 2009

Warung Makan Lombok Ijo - Sego Abang


Warung Makan Lombok Ijo - Sego Abang terletak di arah jalan Kaliurang Yogyakarta, berada kurang lebih sekitar 12 KM dari kota Jogja.  Menuju warung makan ini sebaiknya melalui Jalan Kaliurang dan setelah pertigaan besar pada KM 12 belok ke kiri ke arah desa Turi.

  

Yang enak dari warung makan ini adalah selain tempatnya yang sangat 'ndeso', makanan
nya juga sangat berasa desa. Nasi yang terbuat dari merah, empal daging, ayam kampung bakar dan tidak lupa sambal bawang yang super pedas terasa sangat nikmat terasa di lidah. Ditambah lagi minuman teh poci dengan gula, menambah selera makan kita.



















































Minggu, 01 Februari 2009

Ayam Goreng Ny Suharti (Yang Pertama)

Ayam goreng Ny. Suharti juga menjadi salah satu tujuan kuliner wajib di jogja. Lokasinya di pertigaan babarsari di jalan raya Solo - Jogja. Tapi awas jangan sampe keliru loh. Kalo Ada gambar Nyonya Suhartinya itu asli milik Ny. Suharti, restoran ayam goreng dia yang pertama di Jogja.





Mungkin banyak warga Jakarta atau daerah lain yang sudah tidak asing lagi dengan rasa ayam goreng Ny. Suharti. Hanya saja, makan di restoran ini ada rasa (chemistry) yang berbeda bila dibandingkan dengan makan di cabang restoran Ny. Suharti yang lain. Apalagi kalau kita dari Jakarta (dari situasi yang serba stress), kemudian landing di Airport Adi Sutjipto, terus mampir makan dulu ke restoran ini. Rasanya sangat tenang, relaks dan menambah napsu makan kita.


Bakmi Jombor


Warung Bakmi Jombor terletak di perempatan ring road utara (arah ke kota Magelang). Kira - kira berada di sebelah pojok, menghadap arah barat.




Di warung Bakmi Jombor ditawarkan menu nasi godog, magelangan, mie godog atau yang lainnya. Soalnya semua makanan di tempat makan ini sangat enak, mungkin karena dimasak menggunakan bahan bakar arang jadi bumbu-bumbunya bisa meresap dan pas banget.

[IMG_1134.jpg]

[IMG_1136.jpg]

Menu yang terkenal enak adalah Bihun Godog, yang akan terasa lebih nikmat lagi apabila ditambah irisan daging paha ayam.

Masakan Ikan - Morolejar


Warung Morolejar terletak di kaki gunung Merapi, arah jalan Kaliurang. Kurang lebih berada di sekitar 15 km dari kota Jogja ke arah utara. Warung nasi yang dulunya biasa kini menjelma menjadi resto besar bergaya lesehan, dengan 35 saung diatas lahan 1,5 ha.



Warung yang popular dengan nama Morolejar ini berada di pelosok desa yang sepi jauh dari keramaian dan pusat kota. Sang pemilik tidak berusaha mencari tempat yang strategis untuk memulai bisnis ini, karena pada awalnya warung nasi ini memang sekadar dapur bisa berasap dan keluarga tidak kelaparan. Awalnya warung ini diperuntukkan untuk para supir truk pengangkut pasir dan pekerja tambang yang tiap hari berlalu lalang. Namun dengan seiringnya waktu ternyata warung ini menjadi sangat ramai, laris manis dan selalu dipenuhi pengunjung.
Tak mengherankan bila Morolejar menjadi sangat popular di Sleman, Yogya dan sekitarnya.


Di tempat ini kita bisa menyantap makanan dengan santai dan tenang, di pondok-pondok bambu tradisional di tepi areal persawahan, dengan gemericik aliran sungai dan sejuknya udara pedesaan. Makanan yang special di tempat ini, tentu saja ikan gurame goreng atau bakar, oseng-oseng cabe hijau dan wader gorengnya.

Gudeg (basah) depan Bioskop Permata


Gudeg adalah Jogja, Jogja adalah gudeg. Dua kata ini nampak seperti kembar siam, sulit dipisahkan. Kalau Anda sejenak berkeliling kota Jogja, akan banyak menemui penjual masakan yang manis ini. Orang Jogja suka menyantap gudeg ini terutama di pagi dan malam hari. Masakan gudeg ada 2 macam, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah , hanya satu kali dimasak dengan direbus hingga habis airnya, Sedangkan gudeg kering , minimal 2 kali memasak hingga benar-benar kering. Gudeg kering mempunyai daya tahan lebih lama (bisa sampai 4-5 hari) daripada gudeg basah, karena air di dalamnya benar-benar sudah habis. Gudeg biasanya disajikan dengan sayur daun singkong, ayam , telur, dan krecek pedas (dari bahan kulit sapi). Untuk gudeg basah biasanya ditambahkan dengan areh.

Gudeg makanan khas kota Yogyakarta yang selalu ingin dinikmati jika kita berkunjung ke kota pusatnya seni budaya jawa maupun kotemporer. Makanan yang utamanya dibuat dari Nangka muda dan dimasak berjam-jam diatas tungku arang bersama telur dan daging ayam ditambah dengan Krecek. Orang mengenal dua jenis Gudeg yaitu Gudeg Basah yang agak berkuah dan Gudeng Kering yang tidak berkuah namun tahan untuk disajikan berhari-hari.

[IMG_9264.JPG]
Jika anda penikmat Gudeg yang sedikit berkuah dan ingin menikmati damainya kota Yogyakarta di malam hari, pergilah ke depan Bioskop Permata, namanya sesuai dengan lokasinya Gudeg Permata Bu Pudjo. Nasi Gudeg dengan aneka pilihan tambahan seperti telor ayam, tahu-tempe bacem, serta kuah santannya yang sangat gurih.


Meski lokasi dipedestrian dimana penjualnya duduk bersimpuh dikelilingi kuali-kuali namun untuk menikmatinya anda harus sabar menanti giliran. Antrian panjang mengelilingi dua orang ibu yang sibuk melayani permintaan pelanggannya untuk makan lesehan atau bungkus bawa pulang.

[IMG_9260.JPG]
Gudeg Permata terkenal sejak lama dan bukanya diatas jam 21.00, dan akan habis dalam 2 jam ke depan, karena penggemarnya dari dalam dan luar kota Yogyakarta.

Nasi Goreng Kambing (NGK) - Kota Baru


Ada beberapa penjual Nasi Goreng Kambing (NGK) di kota gudeg ini. Dari sekian NGK, ada satu yang cukup banyak digemari oleh para ABG di Jogjakarta, yaitu Nasi Goreng Kambing yang terletak di daerah Kota Baru, tepatnya di Jalan Abu Bakar Ali (depan Gereja Kota Baru).

Nasi goreng ini dikelola oleh Mas Gepeng sejak kurang lebih tahun 1991. Menu yang ditawarkan di NGK adalah nasi goreng kambing dan tongseng bombay. Tempat ini banyak dikunjungi oleh ABG maupun para mahasiswa di Jogja. Sehingga, tempat ini menjadi sangat ramai pada malam minggu.


Harga nasi goreng kambing 7ribu dan 8ribu kalau pakai telor. 




Soto Sapi Pak Marto

Satu lagi soto enak yang ada di Jogja adalah soto sapi Pak Marto. Soto Pak Marto ini, salah satunya bisa ditemukan di daerah Gedong Kuning, persis di pertigaan Jogja Expo Center (JEC). Oh ya, ini bukan soto daging ayam, melainkan daging sapi. Ada pula sajian pendamping yang bisa dipilih, misalnya babat sapi goreng. Menu minuman juga cukup beragam untuk dipilih. Ada es teh, es jeruk, dan lain-lain.



Anda bisa menikmati satu porsi soto campur (nasi dan soto) dengan harga Rp. 5.000,00. Babat soto juga dijual dengan harga yang sama.



Soto Pak Sholeh


Soto Pak Sholeh teramat kondang dan menjadi jujugan buat melepas rasa lezat soto di kota kuno ini. Terutama percampuran rasa kuah soto yang manis dan gurih. Rasa itu sudah cukup mampu membuat kangen bagi siapa pun yang pernah menginjakkan kakinya di warung yang letaknya di Jalan Wiratama, Tegalrejo, Yogyakarta di dekat Museum Sasana Wiratama Pangeran Diponegoro.





Mengikuti perjalanan soto Pak Sholeh, seperti sedang bercerita cikal-bakal asal muasal sejarah soto di Jogja. Pak Sholeh yang asli Kebumen itu datang merantau ke Kota Jogja dengan bekal kecerdasannya membuat racikan soto yang akan memesona lidah orang Jogja. Tahun itu 1952 saat di mana masih sangat jarang orang berdagang makanan selain menjual nasi sayur dan lauk buat pedagang, pekerja, atau tukang becak di pinggir-pinggir jalan. Tapi Pak Sholeh sudah berani mencoba sesuatu yang baru itu.Sekian lama sejak tahun itu, ditemani istrinya yang setia membawakan ember untuk mencuci mangkuk, Pak Sholeh menjajakan soto di seputaran Kampung Notoprajan, Ngabean, dan Purwodiningratan dengan angkring pikulan mulai pagi hingga sore selepas ashar. Baru beberapa waktu kemudian ia bisa mengontrak di salah satu rumah di tengah Kampung Purwodiningratan.





Mulai saat itu juga ia sudah tidak lagi berkeliling dari kampung ke kampung, tetapi menetap di tempat baru yang disulap sebagai warung soto selain sebagai rumah tinggal. Meski menempati rumah di tengah kampung, sotonya tetap dicari-cari. Karena sebelum masuk ke kampung ada SD Muhammadiyah Purwodiningratan yang sudah hafal jalan, tak jarang murid-murid di situ sebagai penunjuk arah bagi orang yang ingin mampir ke warung soto Pak Sholeh. Harganya waktu itu Rp 50,00 terus meningkat menjadi Rp 150,00 sampai Rp 500,00.Selepas dari Kampung Purwodiningratan, Pak Sholeh pindah ke Tegalrejo di daerah Jogja bagian barat. Kali ini ia membeli beberapa petak tanah yang dibangun sebagai tempat tinggal dan rumah makan. Tempatnya cukup strategis karena agak menjorok di persimpangan di pertigaan Jalan HOS Cokroaminoto dengan jalan masuk ke Museum Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama bernama Jalan Wiratama. Parkirnya luas dan rute jalannya mudah dijangkau.Buka mulai pukul 06.00 sampai jam 15.00. Berbeda saat bulan Ramadhan yang baru akan buka saat buka puasa tiba sampai setelah salat tarawih. Sepeninggal Pak Sholeh, kini racikan masakannya langsung ditangani Bu Sholeh. Semuanya masih seperti dulu cara masaknya, masih tradisional, semua bumbunya diuleg dan bahan bakarnya menggunakan arang.

Kini soto Pak Sholeh membuka cabang di Jalan Magelang, Mlati, Sleman; Jalan Wates; Jalan Solo; depan Monumen Jogja Kembali; dan di dekat pintu masuk Stadion Kridosono di Kotabaru. Semua cabang soto Pak Sholeh itu dikelola oleh semua anak-anaknya. Cita rasa sama, hanya kalau beda ada di suasananya saja. Semangkuk soto Pak Sholeh Rp 8.000,00. Ada pula empal yang enak dan benar-benar gempi yang siap disantap juga. Dan jangan lupa lidah gorengnya, sedap banget...


Soto Ayam KADIPIRO


Soto Kadipiro terletak di Jalan Wates, kurang lebih mungkin sekitar di KM 13 dari perempatan Wirobrajan, ke arah Jakarta. Soto ini merupakan salah satu soto yang legendaris di kota Yogyakarta.


Suasana warung soto, mirip seperti warung-warung soto lainnya. Penuh dengan kalender-kalender dari CV/ PT/Toko Mas macem-macem, dengan gambar artis-artis cantik.


Bapak penjual soto ini sejak lama juga tidak berubah. Tangannya dengan cepat meracik soto pesanan. Mulai dari ambil nasi putih, menambahkan irisan seledri, irisan ayam, bawang goreng, sepotong perkedel yang dicuil sedikit. Lalu dikasih kuah soto. Perkedel di sini memang dicuil supaya kuah sotonya bisa meresap ke dalam perkedel, sehingga perkedel jadi lembek, dan kentangnya bercampur dengan kuah soto, membuat kuahnya lebih kental.





Rasa soto ayam ini memang luar biasa, apalagi ditambah dengan menyantap paha ayamnya......